Limbah kulit kerang dimanfaatkan menjadi paving unik
Cerita Nelayan Belajar Manfaatkan Limbah Kulit Kerang untuk Bahan Pakan Ternak dan Paving Unik.
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) bersama mitranya dari Kelompok Usaha Bersama “BAROKAH TANI” , pada tanggal 25 dan 27 Agustus 2017, menyelenggarakan Pelatihan pembuatan pakan ternak dan paving yang bertema 'Pelatihan Penggunaan Mesin "Culirang Panik" Bagi Masyarakat Pesisir Bulak (Penghancur Kulit Kerang dan Paving Unik)'.
Pelatihan itu dilaksanakan oleh empat dosen PPNS yaitu Catur Rahmat Handoko, Dosen Prodi Teknik Kealistrikan Kapal PPNS; Basuki Rahmat, Dosen Prodi Teknik Kelistrikan Kapal PPNS; Afif Zuhri Arfianto, Dosen Prodi Teknik Otomasi PPNS.
"Pembuatan pakan ternak dan paving ini dari kulit kerang," ujar Dosen Prodi Teknik Kelistrikan Kapal PPNS Catur Rhmat Handoko dalam release yang diterima TribunJatim.com, pada Sabtu (2/9/2017).
Catur menjelaskan permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat pesisir pantai adalah menumpuknya limbah kulit kerang.
Limbah kulit kerang ini menumpuk di Kelurahan Kedung Cowek tanpa dimanfaatkan sama sekali.
"Limbahnya ada yang merupakan cangkang dari kerang hijau, kerang gong-gong, kerang simping," ujarnya.
Seorang Dosen Prodi Kelistrikan Kapal PPNS M. Basuki Rahmat sebagian besar limbah limbah tersebut kebanyakan berasal dari limbah warga sekitar yang bekerja sebagai pengupas kerang terutama kerang hijau serta tempat pelelangan ikan (TPI).
"Penumpukan kulit kerang ini menghasilkan bau yang tidak sedap juga sehingga mengundang datangnya kawanan tikus dan serangga, yang bisa timbulkan penyakit," ujarnya.
Bahkan menurut Basuki untuk menambah pengetahuan nelayan PPNS juga mendatangkan alumniFreie Universität, Berlin, Jerman, Hardiyanto Dwi Putra Wijaya sebagai narasumbe pelatihan kepada nelayan.
"Kami mengajarkan bagaimana gunakan teknologi penghancur kulit kerang dan teknologi pembuatan paving sederhana," ujarnya.
Selain itu, nelayan juga dilatih bagaimana teknik pemeliharaan serta manajemen pengelolaan bisnis.
"Ini bisa jadi penghasilan bagi masyarakat Kedung Cowek dan Bulak Kenjeran secara ekonomi, di samping mereka juga punya produk unggulan yang layak dipakai sendiri," kata Basuki.
Sementara itu, seorang peserta bernama Dony sangat senang mendapat pelatihan itu.
Alasannya adanya pelatihan itu bisa menjadi pengetahuan baru baginya.
"Ini akan langsung saya praktekan di rumah, siapa tahu bisa dijual untuk tamabahan penghasilan," ujarnya.
0 komentar: